Friday, March 7, 2014

Kurikulum 2013 Tujuannya Bagus, Tapii................

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengakui, penerapan kurikulum baru yang telah dilaksanakan pada pertengahan 2013 lalu memang masih menyulitkan beberapa pihak terkait, salah satunya guru. Hal diungkapkan Mendikbud pada rapat kerja Komisi X DPR RI di Senayan, Selasa (4/3/2014). 
"Yang paling berat dan sering dikeluhkan oleh guru adalah mengenai penilaian hasil belajar," ujar Nuh. 

Berita diatas saya kutip dari kompas.com.  Kurikulum oh kurikulum. Dari tahun ke tahun kurikulum di Indonesia terus mengalami perubahan. Berikut adalah urutan kurikulum yg pernah dan sedang digunakan di Indonesia:
  1. kurikulum 1947, Rencana Pelajaran 1947
  2. kurikulum 1952, Rencana Pelajaran Terurai
  3. kurikulum 1964, Rencana Pendidikan 1964
  4. kurikulum 1968 yg merupakan pembaharuan dari kurikulum 1964
  5. kurikulum 1975
  6. kurikulum 1984, CBSA
  7. kurikulum 1994
  8. kurikulum 2004, KBK
  9. kurikulum 2006,KTSP
  10. Kurikulum 2013
Ternyata cukup banyak juga ya kurikulum yg diterapkan pada sistem pendidikan Indonesia. Disini, saya ingin sedikit mengomentari yang terakhir, yaitu kurikulum 2013. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak menteri diatas, faktanya banyak guru yang masih bingung dg penerapan kurikulum 2013. 

Meskipun saya bukan orang yg terjun langsung dalam penerapan kurikulum 2013, setidaknya saya sudah mulai mengendus ketidaksiapan dalam penerapan kurikulum ini melalui cerita dosen saya di kampus. Beliau adalah salah satu dosen yg ditunjuk sebagai instruktur dalam sosialaisasi kurikulum 2013. Beliau menceritakannya sekitar pertengahan tahun lalu, ketika kurikulum 2013 baru saja hendak diterapkan.
Beliau bercerita bahwa waktu yg diberikan untuk sosialisasi kurikulum sangatlah mepet. Padahal saat buku-buku baru sudah mulai didistribusikan. Para instruktur sendiri belum diberi pembekalan materi yang cukup untuk melakukan pelatihan kepada para guru. Sementara, kemendikbud sudah menginstruksikan agar para guru segera diberikan pelatihan dan kurikulum 2013 dapat segera diterapkan. " Wong instrukturnya saja belum ditraining kok sudah disuruh memberi pelatihan", begitu kira-kira yg diucapkan dosen saya waktu itu.

Menurut saya, adalah sebuah keputusan sepihak jika kurikulum 2013 ini buru-buru diterapkan. Lihat saja bagaimana kebingungan yang dialami oleh para guru dalam penerapan di lapangan. Akibatnya guru tidak lagi fokus pada bagaimana mendidik anak melainkan sibuk dengan masalah-masalah teknis seperti masalah penilaian dan pembuatan rencana pembelajaran. 

Sangat amat disayangkan jika sekali lagi anak bangsa yg harus menjadi korban keegoisan para petinggi pendidikan. Siswa yg masih labil juga harus merasakan dampak kelabilan sistem pendidikan. Sebenarnya, tujuan pemerintah sangat baik, yaitu ingin memajukan kualitas pendidikan di negeri ini. Tapi para pembuat kebijakan itu mungkin tidak menyadari bahwa kebijakan yg mereka buat membuat para pelaku di lapangan semakin galau. Bahkan menurut survey yg pernah saya baca ada beberapa guru yang masih belum memahami kurikulum 2013. 
Banyak guru yang terpanggil untuk mengajar dengan niat tulus. Namun diantara mereka banyak yg akhirnya menyerah karean dihadapkan pada kerumitan sistem.  

Ini hanya sekedar opini saya saja, mohon maaf bila ada kesalahan.

No comments:

Post a Comment