Wednesday, December 31, 2014

Tahun Baru, Tragedi, dan Doa

Gak terasa sudah masuk 2015 ya. Bumi semakin menua , begitupun kita. Mengingatkan pada diri saya sendiri untuk terus berusaha memperbaiki diri. Apa yang belum bisa tercapai di 2014 semoga bisa dicapai di tahun 2015 ini. Meninggalkan hal-hal yang kurang di baik di masa lalu dan menjadi pribadi yang lebih baik.

Di Indonesia sendiri, secara umum tahun 2015 ditutup dengan suasana sedih akibat tragedi kecelakaan pesawat Air Asia QZ85018 rute Surabaya -Singapura. Mari kita doakan semoga semua penumpang bisa ditemukan dalam kondisi apapun. Begitulah takdir. Niat hati ingin berlibur merayakan pergantian tahun, berakhir dengan duka. Seperti itulah jika Alloh sudah menghendaki mengambil hamba-Nya kembali ke sisi-Nya. Tidak ada yang bisa menghindar. Itu sekaligus menjadi alarm bagi kita yang masih diberi kesempatan hidup agar memperbanyak bekal menuju rumah abadi.

Sebelumnya kita juga dibuat berduka dengan tragedi tanah longsor di Karangkobar, Banjarnegara yang menewaskan sekitar 100 orang. Sebuah tragedi yang terjadi tiba-tiba dan tak disangka-sangka. Tidak peduli kita sedang tidur, berjalan, atau naik kendaraaan, jika Allah sudah berkehendak mencabut nyawa umatnya maka saat itu juga akan terjadi. 

Entah kebetulan atau bagaimana, hampir setiap kali menjelang tahun baru selalu terjadi kecelakaan maupun bencana besar. Takdir memang tidak dapat ditolak, namun ini sedikit mengingatkan kita agar tidak berlebihan utamanya dalam menyambut tahun baru. Semua orang ingin berlibur dan bersenang-senang baik di luar kota mauoun di luar negeri. Akibatnya lalu lintas menjadi sangat padat dan rawan kecelakaan.

Jadi mari kita menyambut pergantian dengan bijak dan tidak berlebihan. Jika memang tidak memungkinkan berlibur ke luar kota, liburan di tempat yang dekat dengan tempat tinggal kita rasanya sudah cukup. 

Akhirnya, mari kita memasuki tahun 2015 dengan hati dan pikiran yang lebih bersih agar kita bisa menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya. Semoga pemerintahan yang baru juga bisa terus menunjukkan kinerja yang bagus agar Indonesia bisa lebih berjaya. Dan jangan lupa untuk terus menjaga kesehatan badan agar bisa diberi waktu lebih untuk menjalani kehidupan di dunia. 

 




Wednesday, December 17, 2014

Kurikulum dan Kondisi Psikologis Siswa

Bicara mengenai kurikulum pendidikan di Indonesia memang gak ada habisnya. Sebuah keputusan cukup mengejutkan dibuat oleh bapak Menteri Anies Baswedan. Beliau menginstruksikan penghentian penerapan kurikulum 2013 di beberapa sekolah. Terlepas dari pro kontra yang ada saya sendiri sebagai orang awam kurang begitu srek dengan kurikulum ini. Alasannya banyak tenaga pendidik yang sejatinya belum siap untuk mengaplikasikannya di kelas. kurangnya waktu sosialisasi dan pelatihan dinilai menjadi salah satu sebabnya. 

Para siswa pun juga belum sepenuhnya siap beradaptasi dengan kurikulum 2013. Bahkan mungkin juga banyak yang tidak tahu tentang pergantian kurikulum ini. Bagi mereka PR bertumpuk sudah cukup menyita waktu. Keponakan saya yang duduk di kelas 5 madrasah ibtidaiyyah setiap harinya harus menerima sekitar 4 mata pelajaran di kelas. belum lagi tugas merangku dan PRnya. Entah saya yg lebai atau bagaimana, rasanya kasihan sekali melihatnya. Dan parahnya hanya sedikit yg bisa mereka pahami. 

Perbaikan Kurikulum memang diperlukan untuk meningkatkan mutu pendidikan anak bangsa. Namun juga sangat penting untuk memperhatikan kondisi psikologis para siswa. Kebanyakan siswa itu tidak memahami pelajaran karena sudah pasrah dan takut duluan sebelum dijelaskan. Jadi ya ketika dijelaskan sudah gak ada semangat untuk mendengarkannya. Waktu masih sekolah saya sendiri sering seperti itu. Menurut saya, yang terpenting adalah bagaimana membuat para siswa  merasa nyaman berada di kelas dan memiliki gambaran tentang tujuan dari belajar itu sendiri. Apalagi untuk siswa sekolah dasar. Janga hanya menyuruh mereka mengerjakan tugas dari internet yang kebanyakan justru disalahgunakan.

Jadi ada baiknya masalah psikologis siswa juga menjadi pertimbangan tersendiri dalam menyusun kurikulum. Para guru hendaknya mengerti betul tentang bagaimana memahami kondisi psikolgis siswanya agar transfer ilmu bisa berjalan dengan lancar tanpa membebani siswa maupun gurunya.


Sunday, October 26, 2014

Belajar dari Ibu Menteri Susi


Menteri Kelautan dan Perikanan, Ibu Susi Pudjiastuti
Ada yg menarik saat pengumuman nama 34 menteri kabinet Jokowi-JK kemarin. Seorang wanita yg SMA nya tidak selesai diangkat jadi menteri Kelautan dan Perikanan. Gak salah milih tuh? Ternyata pilihan Jokowi -JK pada ibu Susi bukanlah sebuah pilihan ngawur tanpa alasan. Ibu Susi adalah salah satu perempuan Indonesia yang memiliki rekam jejak yang luar biasa meskipun tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi. Tengok saja di wikipedia deretan sepak terjang ibu ini. 

Bermula dari usaha jual ikan dan sekarang menjadi menteri kelautan & perikanan. Subhanalloh, ini bisa menjadi contoh nyata bagi masyarakat Indonesia bahwa ilmu itu bisa didapat dimana saja. Bahwa ijazah pendidikan tinggi bukanlah segala-galanya. Jabatan menteri bukan jabatan yang main-main sehingga Pak Jokowi - JK pasti sudah memiliki pertimbangan matang ketika menunjuk Ibu Susi sebagai menteri yang akan mengurusi masalah kelautan di Indonesia.Seperti kita ketahui sebagian besar wilayah Indonesia adalah perairan. Banyak masalah utamanya kesejahteraan hidup para nelayan yang masih terus menjadi PR bagi pemerintah. Tugas berat telah menanti untuk segera ditangani oleh Ibu susi.

Pola pikir ibu susi harusnya menjadi contoh bagi kita yang ingin maju dan mandiri. Negeri ini harus memiliki banyak pengusaha seperti beliau agar kita bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Sebuah pola pikir yang tidak hanya ingin mensejahterakan diri sendiri namun juga mensejahterakan orang lain. Dan sekarang ini beliau rela mengabdikan diri bagi Indonesia demi memajukan kesejahteraan rakyatnya. Semoga beliau dapat menjalankan amanah dg baik dan selalu meberikan contoh yg baik bagi rakyat Indonesia. 

Selamat bekerja Bu!

Friday, October 24, 2014

Malam 1 Syuro

Selamat Tahun baru Hijriah .........
semoga kita bisa menjadi hamba Alloh yg bisa terus memperbaiki diri

Sore tadi aku ikut berdesak-desakan di bis dengan orang-orang yg sepertinya ingin menikmati libur 1 muharram. Kebetulan bis yg aku tumpangi adalah bis jurusan surabaya-ponorogo. Dari yang aku dengar, sepertinya banyak yg ingin menuju kota Ponorogo untuk merayakan tahun baru Islam. Entah merayakan dengan cara seperti apa. Setahuku festival reog kan sudah selesai.

Waktu di jalan di wilayah madiun terlihat banyak konvoi anggota perguruan silat. Pantas saja banyak polisi bersiaga di pinggir jalan. Biasanya mereka suka konvoi dengan melakukan aksi brutal sehingga menganggu keamanan warga sekitar. Belum lagi kalau bentrok dg perguruan silat yg gak sealiran. Serasa dunia milik mereka sendiri aja. Dengan mengendarai motor dan tanpa helm mereka menyusuri jalanan. Seolah tak peduli dengan orang-orang yang terganggu dengan sura bising motor mereka. 

Terus terang tindakan mereka itu jauh dari kesan positif menurutku. Bukankah lebih baik kalau kita melakukan doa bersama dan merenungi apa yg telah kita perbuat setahun kebelakang. Tapi ya mungkin itu sudah semacam tradisi bagi mereka. Polisi pun juga terkesan membiarkan saja konvoi-konvoi seperti ini. 

Kalau di ponorogo setauku tradisinya kalau malam 1 syuro itu "melekan". Warga beramai-ramai di depan rumah masing-masing dan tidur sampai pagi. Entah apa tujuannya, yang jelas kamu akan melihat banyak orang berkumpul di depan rumah mereka sampai pagi jika mengunjungi daearah Ponorogo di malam 1 Syuro. Kalau di tempatku sih gak ada tradisi seperti itu. Palingan cuma beberapa pemuda saja yang cangkruan di pinggir jalan.


 

Wednesday, October 22, 2014

Pendidikan vs uang

Kemaren siang aku pergi ke kantor cabang salah satu asuransi di daerah Basuki Rahmad, Surabaya. Kebetulan cuaca di sby memang panas sekali. Sebelum masuk ke kantor untuk mengurus beberapa keperluan, aku mampir dulu beli es di kaki lima dekat kantor asuransi itu. Sambil minum aku numpang duduk di dekat gerobak bapak penjual es. Kemudian kami ngobrol disitu. 

Si bapaknya cerita kalau beliau dari sebuah daerah di Jawa Tengah. Beliau merantau di surabaya sudah beberapa tahun dan mengontrak sebuah rumah. anaknya ada 4 kalau gak salah.Anaknya yang sulung sudah lulus SMA. Meskipun hanya berjualan es ternyata si bapak ini juga menginginkan anaknya untuk melanjutkan belajar di perguruan tinggi. Sayangnya si anak tidak mau kuliah. Katanya mau cari kerja saja. Padahal kalau aku dengar dari ceritanya, si Bapak punya keinginan besar agar anaknya bisa kuliah sehingga bisa mengangkat derajat keluarganya. Adiknya yang masih SMP juga memilih untuk putus sekolah dan lebih memilih bekerja di sebuah depo air isi ulang.

Mungkin masalah seperti ini banyak terjadi di kawasan perkotaan. Para pemuda yang setiap harinya disuguhi hingar bingar kehidupan glamor ala perkotaan merasa enggan untuk menuntut ilmu lebih tinggi karena merasa mencari uang lebih penting. Sebenarnya mereka bukannya tidak mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Mereka hanya merasa enggan saja karena tanpa kuliahpun mereka bisa dapat kerja. Terlebih lagi orangtua mereka yang kebanyakan sibuk berjualan juga tidak sempat memberi perhatian lebih utamanya untuk urusan pendidikan. Kalau sudah begini, bantuan dana pendidikan dari pemerintah yang sudah dianggarkan bisa jadi kurang efektif. Perlu adanya pengarahan pada masyarakat tentang pentingnya pendidikan bagi masa depan.

Friday, March 7, 2014

Kurikulum 2013 Tujuannya Bagus, Tapii................

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengakui, penerapan kurikulum baru yang telah dilaksanakan pada pertengahan 2013 lalu memang masih menyulitkan beberapa pihak terkait, salah satunya guru. Hal diungkapkan Mendikbud pada rapat kerja Komisi X DPR RI di Senayan, Selasa (4/3/2014). 
"Yang paling berat dan sering dikeluhkan oleh guru adalah mengenai penilaian hasil belajar," ujar Nuh. 

Berita diatas saya kutip dari kompas.com.  Kurikulum oh kurikulum. Dari tahun ke tahun kurikulum di Indonesia terus mengalami perubahan. Berikut adalah urutan kurikulum yg pernah dan sedang digunakan di Indonesia:
  1. kurikulum 1947, Rencana Pelajaran 1947
  2. kurikulum 1952, Rencana Pelajaran Terurai
  3. kurikulum 1964, Rencana Pendidikan 1964
  4. kurikulum 1968 yg merupakan pembaharuan dari kurikulum 1964
  5. kurikulum 1975
  6. kurikulum 1984, CBSA
  7. kurikulum 1994
  8. kurikulum 2004, KBK
  9. kurikulum 2006,KTSP
  10. Kurikulum 2013
Ternyata cukup banyak juga ya kurikulum yg diterapkan pada sistem pendidikan Indonesia. Disini, saya ingin sedikit mengomentari yang terakhir, yaitu kurikulum 2013. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak menteri diatas, faktanya banyak guru yang masih bingung dg penerapan kurikulum 2013. 

Meskipun saya bukan orang yg terjun langsung dalam penerapan kurikulum 2013, setidaknya saya sudah mulai mengendus ketidaksiapan dalam penerapan kurikulum ini melalui cerita dosen saya di kampus. Beliau adalah salah satu dosen yg ditunjuk sebagai instruktur dalam sosialaisasi kurikulum 2013. Beliau menceritakannya sekitar pertengahan tahun lalu, ketika kurikulum 2013 baru saja hendak diterapkan.
Beliau bercerita bahwa waktu yg diberikan untuk sosialisasi kurikulum sangatlah mepet. Padahal saat buku-buku baru sudah mulai didistribusikan. Para instruktur sendiri belum diberi pembekalan materi yang cukup untuk melakukan pelatihan kepada para guru. Sementara, kemendikbud sudah menginstruksikan agar para guru segera diberikan pelatihan dan kurikulum 2013 dapat segera diterapkan. " Wong instrukturnya saja belum ditraining kok sudah disuruh memberi pelatihan", begitu kira-kira yg diucapkan dosen saya waktu itu.

Menurut saya, adalah sebuah keputusan sepihak jika kurikulum 2013 ini buru-buru diterapkan. Lihat saja bagaimana kebingungan yang dialami oleh para guru dalam penerapan di lapangan. Akibatnya guru tidak lagi fokus pada bagaimana mendidik anak melainkan sibuk dengan masalah-masalah teknis seperti masalah penilaian dan pembuatan rencana pembelajaran. 

Sangat amat disayangkan jika sekali lagi anak bangsa yg harus menjadi korban keegoisan para petinggi pendidikan. Siswa yg masih labil juga harus merasakan dampak kelabilan sistem pendidikan. Sebenarnya, tujuan pemerintah sangat baik, yaitu ingin memajukan kualitas pendidikan di negeri ini. Tapi para pembuat kebijakan itu mungkin tidak menyadari bahwa kebijakan yg mereka buat membuat para pelaku di lapangan semakin galau. Bahkan menurut survey yg pernah saya baca ada beberapa guru yang masih belum memahami kurikulum 2013. 
Banyak guru yang terpanggil untuk mengajar dengan niat tulus. Namun diantara mereka banyak yg akhirnya menyerah karean dihadapkan pada kerumitan sistem.  

Ini hanya sekedar opini saya saja, mohon maaf bila ada kesalahan.

Friday, February 28, 2014

Kenapa Kuliah Tak Kunjung Lulus?


 


Yang paling menyakitkan bagi seorang mahasiswa tingkat akhir(apalagi menjelang ambang batas) adalah ketika ditanya; Kapan lulus?. Sebuah pertanyaan yg sebenarnya mudah dijawab namun sangat sensitif. Saya sendiri adalah salah satu yang merasakannya. Terkadang, bosan juga dengan pertanyaan yang itu-itu saja. Tapi, ada hikmahnya juga kita diberi pertanyaan seperti itu berulan-ulang. Setidaknya kita masih diingatkan kalau kita ini masih kuliah dan punya tanggung jawab untuk menuntaskannya.

Sebenarnya apa saja sih yang menjadi penyebabnya? Saya akan coba menganalisa berdasarkan pengalaman pribadi dan beberapa kawan saya yg juga berlama-lama menjadi mahasiswa. Pada dasarnya setiap mahasiswa yang memperpanjang masa kuliahnya itu pasti memiliki masalah, entah masalah dengan dirinya sendiri, dengan orang tua, dengan teman dekat, dan yg tidak dinafikan yaitu bermasalah dengan dosen.

              Bermasalah dengan diri sendiri. Yang menjadi momok utama dalam diri seorang mahasiswa adalah rasa malas. Mungkin ini adalah faktor yang paling banyak menjadi penyebab molornya kuliah, utamanya skripsi yang tak kunjung selesai.

              Bermasalah dengan orang tua. Keridhloan Allah terletak pada keridhloan orang tua. Sabda Rasul tersebut adalah benar adanya. Ketika kita memiiki sedikit masalah saja dengan bapak ataupun ibu maka itu akan sangat berpengaruh terhadap hidup kita. Masalah yang saya maksudkan disini bisa bermacam-macam. Bisa karena ketidakcocokan visi misi, prinsip, dan hubungan yg tidak harmonis.

             Bermasalah dengan teman dekat. Ini juga mungkin banyak dialami oleh teman-teman yang molor kuliahnya.  Penyebabnya bisa karena ada percekcokan, terlalu asyik berdua dan sebagainya.

              Bermasalah dengan dosen. Ini biasanya terjadi saat skripsi. Apalagi kalau dosen pembimbingnya jual mahal. Mau bimbingan aja mesti kejar-kejaran. Ada juga dosen yang tidak mau membimbing mahasiswanya hanya karena mudah tersinggung.

              Karena salah niat. Niat adalah fondasi utama sebuah pekerjaan. Jika dari awal sudah salah niat maka akan sangat fatal akibatnya.

              Karena menekuni hobi yang lebih menyenangkan. Biasanya ini dialami oleh mahasiswa yang kurang srek dg jurusan yg dipilihnya. Akibatnya, waktu yang ada lebih banyak dihabiskan untuk melakukan hobinya.

              Karena sibuk kerja sampingan. Apalagi kalau gajinya lumayan. Sudah pasti bakalan semakin malas kuliah apalagi menyelesaikan skripsi.

              Pernah melakukan dosa besar. Apa saja itu? Di buku-buku agama maupun di internet suah banyak disebutkan. Bisa dicari sendiri.

Kalau sudah seprti ini yg bisa kita kita lakukan ya memperbaharui niat dan segera menyelesaikan masalah yg menghambat kelulusan . Jika memang bermasalah dengan orang tua segera dibicarakan dan minta maaf. Jika bermasalah dengan teman dekat segera cari solusi terbaik. Minta nasehat kepada sahabat atau keluarga. Untuk masalah dengan dosen jika memang kita yang salah segera meminta maaf. Jika bukan kita yang salah segera hubungi kajur atau pembimbing akademik untuk penanganan lebih lanjut. Tinggalkan dulu hobi dan pekerjaan lain untuk sementara waktu. Perbanyak istighfar, tingkatkan ibadah serta perbanyak doa. Pasti ada yang salah dalam diri kita sehingga tidak segera lulus. 

Bagi yang masih semester awal, segera tingkatkan kewaspadaan. Luruskan niat kalian. Sering-seringlah mencari informasi dari kakak tingkat dan perbanyak baca referensi di perpustakaan. Banyak yang bilang kalau skripsi itu gampang, sebulan juga bisa jadi kok. Itu benar, tapi kalau sudah terbelenggu masalah dan salah niat maka semuanya akan terasa sulit. Percayalah, tidak ada yg instan di dunia ini, termasuk skripsi. Semua butuh proses. Kerja sampingan boleh saja asal tidak mengganggu kuliah. Jika sudah masa skripsi segera tinggalakan pekerjaan yang lain. Percayalah, rizki bisa datang kapan dan dimana saja. Selesaikan dulu skripsi agar bisa cepat lulus, baru setelah itu fokus kerja.

Jangan pernah mencicipi kemalasan karena itu akan membuatmu kecanduan.


Kegagalan itu biasa, tapi jangan jadikan sebagai kebiasaan

Mohon doanya


Friday, February 14, 2014

Kiriman Pasir Gratis dari Gunung Kelud


Beginilah halaman depan rumah saya yg sebagian tertutup pasir gunung Kelud. Subahanallah. Padahal jarak rumah saya denga gunung kelud lumayan jauh. Pohon jati depan rumah juga ada yg patah rantingnya karena tidak kuta menahan beban pasir Kelud.




 Kebun di belakang rumah juga kebagian pasir Kelud. Ini saya foto setelah turun hujan.

Friday, February 7, 2014

Penipuan Lagi



Langsung saja ya. Siang tadi, tepatnya bersamaan dg waktu sholat jum’at rumah kos tempat saya tinggal dikejutkan dg kejadian pencurian laptop 4 orang mahasiswi. Padahal si penipu dan juga si tertipu bukan penghuni kos.

Kronologinya kira2 seperti ini (menurut cerita salah satu korban)
Beberapa hari sebelumnya para mahasiswi yg tertipu ini mendapatkan brosur pekerjaan freelance mengetik.  Saya tidak  tahu bagaimana detail sistem kerjanya, yg jelas di brosur tidak ada alamat kantornya. Akhirnya mereka tertarik buat apply dan ketemulah mereka dg si penipu itu.

Nah bagaimana kejadian itu bisa terjadi di tempat kos saya?
Si penipu sepertinya sudah cukup mahir dalam urusan tipu menipu.  Dia pura-pura mau cari tempat kos. Ibu kos saya sama sekali gak curiga karena si penipu adalah seorang perempuan setengah baya dan sama sekali tidak bertampang penipu (kata ibu kos karena saya juga gak lihat sendiri). Dia mengaku  sebagai seorang guru privat. Dia juga sempat memberikan DP 50.000 dan berjanji melunasi uang kos sore harinya setelah murid privatnya bayar uang les. Pokoknya manis-manis deh ngomongnya. Akhirnya diantarlah si penipu melihat kamar yg mau ditempati. Dia bilang kalau bisa yg di lantai 1 soalnya adiknya cacat jadi susah kalau mau naik turun tangga. Kebetulan ibu kos saya punya rumah kos lagi di tempat lain. Si penipu pun minta diantar kesana juga.

Setelah deal (saya kurang jelas juga akhirnya mau kos dimana), mereka balik lagi ke rumah kos yg pertama. Gak berapa lama datang 4 orang cewek yg mencari si penipu. Ibu kos mengira mereka adalah murid privat si penipu. Mereka menemui si penipu yg ada di kamar kos yg katanya mau ditempati tadi.
Nah, setelah menemui si penipu mereka disuruh melengkapi persyaratan kerja, mungkin fotokopi identitas. Akhirnya 3 orang dari mereka keluar dan tersisalah 1 orang. Saya kurang tau kronologis pastinya tapi mungkin si penipu juga menyuruh dia untuk keluar juga, gak tau untuk apa. Disinilah aksi penipu dimulai. Beberapa tetangga ada yg melihat si penipu itu keluar kos dengan tergesa-gesa sambil membawa tas ransel besar.

Gak berapa lama para mahasiswi tadi kembali ke kos. Hampir bersamaan dg dimulainya sholat jum’at cewek-cewek tadi berlarian ke bawah sambil menangis. Ternyata laptop mereka sudah dibawa kabur oleh si penipu. Gak tanggung-tanggung loh, 4 laptop sekaligus dibawa kabur dalam 1 tas.    

Mereka mencari ibu kos dan bertanya kemana si ibu tadi. Ibu kos bilang katanya dia mau ke atm. Dari sinilah akhirnya terungkap kalau para mahasiswi tadi mengira kalau si penipu sudah lama kos disitu, padahal dia baru kasih DP saja.
Selanjutnya salah satu dari mereka menelpon polisi. Perkembangan selanjutnya bagaimana saya kurang tau karena mereka tidak kos di tempat saya.


Jaman sekarang penipuan semakin merajalela ya. Siapa saja bisa menjadi korbannya. Karena itu hendaknya kita tidak gampang percaya dengan orang yg baru dikenal, apalagi menawarkan pekerjaan yg tidak jelas seperti itu.  

Sunday, January 12, 2014

Gunakan Masa Luangmu Sebelum Masa Sibukmu

"Gunakanlah waktu luangmu dengan sebaik-baiknya sebelum datang masa dimana kamu akan sangat disbukkan dengan berbagai problema kehidupan".

Saya tidak bermaksud menggurui dengan kata-kata tersebut. Saya hanya ingin berbagi cerita betapa menyesalnya saya setelah mengabaikan isi kalimat yg juga adalah salah satu penggalan hadits tersebut. Betapa banyak waktu terbuang sia-sia hanya karena saya terlena dengan kenikmatan duniawi yg semu dan tak punya arah tujuan. 

Tidak akan ada kesuksesan jika kita hanya bersantai - santai dan tidak berikhtiar dengan maksimal. Yang ada hanyalah penyesalan. Mengapa saya tidak rajin dari dulu? Mengapa saya tidak memanfaatkan masa muda dengan sebaik-baiknya? Mengapa dan mengapa?

Saya adalah orang yg gagal, tapi saya tidak ingin melihat orang lain gagal. Sungguh kawan, jangan pernah menyia-nyiakan waktu yang kalian miliki. Pergunakan semaksimal mungkin untuk melakukan hal-hal yang positif. Jangan pernah membiarkan diri kalian terlena dengan kenikmatan - kenikmatan semu. Yakinlah bahwa jika kalian akan merasakan manfaatnya suatu saat nanti. Itu pasti. Tidak ada kerja keras yang sia-sia kawan. 

Jangan pernah terfikir untuk melakukan hal - hal yg tidak berguna di waktu luang kalian. Waktu tidak akan bisa terulang. Ingatlah itu kawan. Jangan sampai kalian menyesal suatu saat nanti.

Salam semangat

Loyalitas atau Fanatisme?

Kalau anda melihat tayangan berita sepekan ini pasti hafal dg wajah Anas Urbaningrum. Ya, mantan ketua HMI itu akhirnya ditahan juga oleh KPK. Terlepas dari apakah Anas bersalah atau tidak dalam kasus ini saya melihat adanya pemandangan yg begitu berlebihan. Lihat saja bagaimana para loyalis Anas begitu bersemangat memberi dukungan untuk orang yg kemungkinan besar akan bergelar koruptor. Seolah-olah Anas adalah orang yg tak mungkin berbuat salah dan selalu benar dalam segala tindak-tanduknya.

Saya sendiri tidak mau menghakimi siapa yg salah dan tidak bersalah, tapi kenapa ya harus berlebihan seperti itu. Anas itu kan manusia biasa, bukan seorang nabi. Kenapa para loyalisnya begitu berapi-api mendukungnya bahkan terkesan menjurus pada fanatisme?

Sungguh sangat disayangkan kalau fanatisme seperti ini dibiarkan. Kalau dalam agama islam, mungkin ini bisa dikategorikan dalam "taklid buta". kalau kata orang jawa "pokoe melu". Kalau sudah fanatik sama seseorang apapun perintahnya akan diikuti, apapun tindakannnya selalu benar. Seperti itukah cermin kaum intelektual di negeri ini?

Itukah yg mereka sebut sebagai loyalitas? Rasa-rasanya tindakan seperti itu adalah loyalitas yg berelebihan dan lebih pantas disebut sebagai fanatisme. Ya, fanatisme yg bisa saja berbahaya bagi kelansungan masa depan bangsa ini dimana orang akan memilih pemimpin bukan berdasarkan kualitas melain lebih pada alasan fanatisme. Wallaahu a'lam bisshawaab.